Imajinasi Tanpa Batas Fabriek Fikr 2 di Pabrik Gula Colomadu

            Fabriek Fikr adalah sebuah program strategis dalam rangka revitalisasi Pabrik Gula Colomadu sebagai pusat Ekshibisi dan pusat kreatif. Kata Fabriek Fikr sendiri berasal dari dua bahasa yaitu bahasa Belanda dan bahasa Arab. Kata “FABRIEK” dalam bahasa Belanda yang artinya pabrik, dan “FIKR” dalam bahasa Arab yang artinya konsep, gagasan , atau pikiran. Tujuan diselenggarakannya Fabriek Fikr 2 ini adalah untuk menggali gagasan dari tempat-tempat yang selama ini tidak berfungsi atau terabaikan. Target dan sasaran yangingin dicapai dalam kegiatan ini antara lain untuk mewujudkan terbentuknya pabrik gagasan sebagai ekosistem para pelaku industri kreatif, serta bangunan Pabrik Gula Colomadu menjadi atraksi utama.



            Para seniman dari berbagai latar belakang seni terlibat di dalamnya dan saling berkolaborasi, mengisi ruang Pabrik Gula Colomadu selama dua hari pertunjukan Fabriek Fikr 2 kemarin. Berbagai macam seni disuguhkan dalam ruang pabrik yang menjadi gagasan para seniman. Fabriek Fikr 2 ini ternyata dimiliki oleh Bapak Sardono W. Kusumo dan juga menjadi sutradara dalam acara ini. Latar belakang diselenggarakannya acara ini adalah untuk mengangkat dan menggali nilai sebuah ruang yang kuat pada bangunan pabrik yang telah ratusan tahun tidak beroprasi sejak tahun 1861.

             Dalam acara Fabriek Fikr 2 yang diselenggarakan di Pabrik Gula Colomadu ini menampilkan beberapa pertunjukan diantaranya adalah :

·         Dance Performance ( Papua Kuliner )
Para seniman yang berasal dari Papua dengan kreatifitasnya menampilkan ritual menari sambil memasak  yang memang di Papua sendiri sudah menjadi kebiasaan keseharian, salah satunya adalah tradisi bernama batu bakar. Batu bakar sendiri merupakan kegiatan memasak, sebuah ekspresi berpesta yang dirayakan oleh masyarakat Papua.


·         Painting Performance
Dalam Fabriek Fikr 2 ini sang pemilik sekaligus sutradara, Sardono W Kusumo melibatkan empat hingga lima orang pelukis muda yang interaktif dengan tiga orang penari yang ketika bergerak rambut panjangnya akan berubah menjadi media kuas yang mencambuk kanvas dan melelehkan warna-warna.


                                                                      (sumber : timlo.net )



 Pantomime
Seni yang dipopulerkan oleh seorang seniman yang bernama Charlie Chaplin ini juga dihadirkan dalam acara ini. Sekelompok actor seniman pantomime merefleksikan peristiwa yang disorot oleh Charlie Chaplin pada masanya di satas mesin- mesin roda Pabrik Gula Colomadu.

                                                   ( sumber : www.joglosemar.com)
Video Mapping
Video Mapping ini adalah sebuah pertunjukan visual yang menggunakan video. Pada tembok besar Pabrik Gula Colomadu akan ditembakkan bentuk visual video mapping yang mengangkat tema pabrik & dimensi.



 Expanded Cinema
Penonton disuguhkan Display film-film karya Sardono W yang direkam menggunakan kamera 8mm berbicara tentang dokumentasi kehidupan seni dan upacara adat di beberapa tempat seperti di Batak, Jakarta, Bali, Keraton Solo, Candi Borobudur, Paris, dan Osaka. Sebelumnya film-film ini pernah diputar selama beberapa minggu di Singapore Internasional Festival of Arts 2016.

Tony Bruer Camping
Tony Bruer yang dalam pertunjukan Fabriek Fikr sebelumnya menampilkan atraksi yang cukup ekstrim yaitu dengan melambungkan tubuhnya merayapi dinding dan langit-langit  Pabrik Gula Colomadu, berjalan diatara sekat-sekat baja ,dan bergelayutan di kisi-kisi besi. Kini dalam Fabriek Fikr 2ini Tony Bruer akan mengurung dirinya dalam sebuah ruang yang kecil dan berkemah di dalam pabrik selama 10 hari hingga pertunjukan tiba.




Sumber : www.fabriekfikr.com

13 Komentar

  1. Keren banget mss. Yang tampilan dari Papua juga.
    Oya judul samw ada bbrp yg typo mas. Diedit aja lg.. uti jg sering gitu..

    BalasHapus
  2. Iya uti laptopnya rada blank juga keyboardnya hehe

    BalasHapus
  3. Keren idenya. Saya jadi keingetan sama pabrik gula di kampung halaman. Sekarang gak dipakai dan gak terawat. Ilalang tumbuh tinggi. Seram kesannya karena bangunan juga kuno.
    Sayang, sepertinya belum ada yg memanfaatkannya spt pabrik gula colomadu

    BalasHapus
  4. Wah, ini benar-benar pertunjukan seni. Sebenarnya pingin ke sini. Tapi apa daya, waktu tak sudah tidak tersisa (-_-!)

    BalasHapus
  5. Ini juga seram bu Ety pabriknya,sudah ratusan tahun, tapi dibalik itu ada kesan tersendiri setelah dimanfaatkan untuk pertunjukan seperti ini.

    BalasHapus
  6. This comment has been removed by the author.

    BalasHapus
  7. Rame banget bu hana selama acara 2 hari kemarin, antusias masyarakat juga tinggi, banyak yang hadir untuk menikmati pertunjukan yang disajikan disini

    BalasHapus
  8. waaah,,,, acaranya di deket rumah ini mas pabrik gula colomadu (y)

    BalasHapus
  9. Bpk mertuaku tiap bln msh dpt jatah uang pensiunan dr PG COLOMADU mas.hehe

    BalasHapus
  10. sabtu malam kemarin kesini, malah tapi nggak ada acara sama sekali, hanya video mapping dan painting performance. Kalau malem malah lebih bagus, banyak lampu warna warni yang menghiasi di dalam pabrik

    BalasHapus
  11. aduh, ini ngga jauh dari rumah. meski udah dimanfaatkan jadi area seni, tapi kesan magisnya masih terasa ya Mas.. apalagi itu sutradaranya juga mengangkat ceritanya koq yaa sedikit menyeramkan gitu..

    BalasHapus
  12. Kemarin mau ke sini. sayang harus cepet-cepet balik kampung. nyesel deh gak dateng, kayaknya bagus padahal

    BalasHapus
  13. Tempatnya instagramable ya... asik nih kpn2 explore foto disini :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama