Dalam bisnis sering kita mendengar kata Business to business (B2B) apa sih itu?. Business to business (B2B) adalah sistem komunikasi antar pelaku bisnis atau sebuah transaksi bisnis yang dilakukan secara elektronik antar sebuah perusahaan yang dilakukan secara rutin dalam kapasitas besar. Dalam hal risiko, produk B2B umumnya dipandang memiliki risiko yang dirasakan lebih tinggi dibandingkan dengan produk B2C karena nilai setiap transaksi lebih tinggi. Misal : membeli mesin dapat biaya $ 2 juta dibandingkan dengan tube pasta gigi yang akan menelan biaya hanya $ 2.
Namun dalam kenyataannya, tingkat risiko dalam hal perawatan, bisa cukup mirip sesuai pada sifat dari produk. Sebuah mesin rusak mirip dengan tabung pasta gigi yang terkontaminasi dapat membawa kerugian besar bagi pengguna masing-masing. Namun, karena jumlah pembelian, pembeli produk B2B cenderung lebih fokus pada proses evaluasi dan seleksi.Pada dasarnya konsep business to business (B2B) ini dijalankan melalui internet dan ekstranet bisa juga melalui jaringan intern dalam suatu perusahaan yang juga dikenal sebagai elektonic B2B. Karakteristik business to business (B2B) antara lain :
Namun dalam kenyataannya, tingkat risiko dalam hal perawatan, bisa cukup mirip sesuai pada sifat dari produk. Sebuah mesin rusak mirip dengan tabung pasta gigi yang terkontaminasi dapat membawa kerugian besar bagi pengguna masing-masing. Namun, karena jumlah pembelian, pembeli produk B2B cenderung lebih fokus pada proses evaluasi dan seleksi.Pada dasarnya konsep business to business (B2B) ini dijalankan melalui internet dan ekstranet bisa juga melalui jaringan intern dalam suatu perusahaan yang juga dikenal sebagai elektonic B2B. Karakteristik business to business (B2B) antara lain :
Trading partner, adalah pertukaran yang dilakukan atas dasar kebutuhan dan kepercayaan karena sudah saling mengenal.
Salah satu pelaku bisnis tidak harus menunggu partner bisnisnya mengirimkan sebuah data.
Peer to peer , mendistribusikan prosessing intelligence antarkedua pelaku bisnis
Melakukan pertukaran data secara berulang – ulang dan berskala dengan format yang telah disepakati bersama.
Setiap perusahaan pasti ingin mempermudah untuk menemukan barang – barang yang mereka perlukan, berinteraksi secara lengkap dan menyimpan uang mereka sampai ada barang yang diperjual belikan dalam sekala besar,hal seperti ini disebut dengan gagasan B2B Echange. Klasifikasi B2B Echange antara lain :
Systematic Sourcing, yaitu pembelian yang dilakukan dalam jangka panjang antar suplier dan pembeli.
Spot Sourcing, yaitu pembelian yang tidak direncanakan atau sesuai dengan kebutuhan.
Vertical Exchange, yaitu pertukaran yang dilakukan yang anggotanya didalam satu segmen atau industri.
Horizontal Exchange, yaitu sebuah pertukaran yang menangani material menukar tambah beberapaindustri yang berbeda.
Berikut ini adalah implementasi business to business (B2B) ke dalam WEB,
Pure Play (B2B online murni)
Electronic Market (imark.com)
Web Malls (www.mallpark.com)
Web Hosting (www.earthlink.com)
Click and Mortar (Partial B2B)
Supplier’s Web ( convisit.com)
Promotion (sap.com)
Logistics (ec.ups.com)
Infrastruktur B2B yaitu :
EDI: Pertukaran data transaksi (penjualan, pembelian, tagihan, pengiriman barang, dll) secara elektronik antara satu sistem dengan sistem lainnya.
VAN: Jaringan terdedikasi untuk keperluan transaksi B2B elektronik yang dapat dipastikan bandwidth serta keamanannya. Alternatif VAN adalah penggunaan VPN.
EDI berbasis internet: ebXML.
Manfaat dalam penerapan B2B antara lain :
Mengurangi penggunaan kertas dan biaya-biaya yang bersangkutan (administrasi, pencarian, penjualan, pemeliharaan sediaan, dll).
Mengurangi kesalahan-kesalahan manual, waktu transaksi, & jumlah sediaan di gudang.
Meningkatkan fleksibilitas (JIT), produktivitas, dan kolaborasi.
Konfigurasi dan kustomisasi produk menjadi lebih mudah.
Customer service yang efisien.
Katalog online yang interaktif.
Hambatan yang dimiliki oleh B2B antara lain :
1. Konflik antar agen.
2. Operasi private & public exchanges.
§ Private : Masalah monopoli.
§ Public : Keterbukaan informasi.
3. Disintermediasi adalah perubahan investasi dari lembaga keuangan yang yield-nya rendah ke investasi yang memberikan yield yang lebih besar.
4. Potensi kehilangan pelanggan lebih besar karena penjual tidak bertemu dan bertatapan muka secara langsung dengan pembelinya.
Semoga artikel ini bermanfaat. Baca juga tentang :
Artikelini saya buat untuk memenuhi tugas dari pak Danang
Posting Komentar